Selamat Datang di Forum Dubeta
Forum kita bersama yang memberikan berbagai informasi terkini & ilmu komputer,
Silahkan register untuk join di forum ini
Terima Kasih
Dubeta Admin
Dubeta
Selamat Datang di Forum Dubeta
Forum kita bersama yang memberikan berbagai informasi terkini & ilmu komputer,
Silahkan register untuk join di forum ini
Terima Kasih
Dubeta Admin
Dubeta
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Jumlah posting : 398 Join date : 25.01.12 Age : 81 Lokasi : Amsterdam
Subyek: Inilah Tiga Kepalsuan Pemerintah Soal BBM Sun Apr 01, 2012 4:09 pm
Jakarta - Pengamat politik Yudi Latif mengungkapkan, ada tiga kepalsuan pemerintah terkait rencana penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Kepalsuan tersebut tersingkap dalam rapat paripurna DPR, Jumat (30/3/2012).
"Banyak kepalsuan tersingkap, kalau selama ini argumen pemerintah bahwa subsidi hanya menguntungkan orang kaya, kenapa masyarakat yang menolak penaikan haga BBM justru masyarakat kecil," tegasnya dalam konferensi pers Tim Advokasi Untuk Kedaulatan Energi (TAKE) di Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (1/4/2012).
Menurut dia, argumen yang disampaikan pemerintah sangat tidak berdasar. Sebab, masyarakat kecil yang kemudian justru berdarah-darah, berjuang menyampaikan aspirasinya agar harga BBM tidak naik.
Sementara itu, kelompok elite yang disebut pemerintah sebagai orang kaya turut menikmati BBM bersubsidi tidak melakukan upaya apa-apa. "Artinya apa, artinya itu ada kepalsuan. De factonya orang bawah yang lebih terpukul dibanding elite," tutur Yudi.
Kepalsuan kedua, lanjut dia, selama ini pemerintah gembar-gembor melakukan pencitraan akan prestasi kondisi makro ekonomi Indonesia yang dinilai membaik. Nyatanya, yang terjadi sekarang justru menjerit dengan mengatakan pemerintah mengalami defisit keuangan. Dengan kata lain, apa yang didengungkan pemerintah terhadap capaian itu omong kosong.
"Bahkan, belakangan petinggi pemerintah sendiri yang bilang kalau BBM tidak dinaikkan, Indonesia ke depan akan hancur," kata Yudi terheran-heran.
Kepalsuan ketiga, pemerintah yang didukung partai pemenang yang perolehan suaranya begitu fantastis, dan SBY yang memenangkan pilpres secara luar biasa, nyatanya saat dipercaya memimpin rakyat, mereka justru tidak yakin dengan kemenangannya sendiri. Sehingga yang terjadi, presiden tidak bisa memimpin dan tak bisa mengambil keputusan sulit.
"Pemerintah justru menjadi begger, peminta-minta dari mitra koalisinya. Seringkali pemerintah harus tunduk pada pemain besar dalam koalisi itu. Jadi pemenang ini palsu, karena pemenang tidak bisa memimpin apa-apa," tandas Yudi Latif.