Selamat Datang di Forum Dubeta
Forum kita bersama yang memberikan berbagai informasi terkini & ilmu komputer,
Silahkan register untuk join di forum ini
Terima Kasih
Dubeta Admin
Dubeta
Selamat Datang di Forum Dubeta
Forum kita bersama yang memberikan berbagai informasi terkini & ilmu komputer,
Silahkan register untuk join di forum ini
Terima Kasih
Dubeta Admin
Dubeta
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Jumlah posting : 398 Join date : 25.01.12 Age : 82 Lokasi : Amsterdam
Subyek: PSSI Harus Malu Dikritik Presiden Thu Mar 08, 2012 4:04 pm
Kekalahan 0-10 dari tim sekelas Bahrain agaknya menjadi momok yang memilukan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Memang, berita ini tidak begitu meriah seperti laga-laga Indonesia sebelumnya. Antusiasme dan animo penonton sedikit menurun dibandingkan kurun satu tahun terakhir.
Mungkin karena Indonesia minim prestasi, sehingga orang-orang jadi berpikir lagi: dari pada menyibukkan diri menonton dan ujung-ujungnya kalah, mending urus yang lain. Dan momen terakhir dengan Bahrain melengkapi rekor penderitaan Timnas Indonesia belakangan ini.
Kebobrokan ini menuai sentimen. Bahkan, pemain sekelas Rio Ferdinand, bek asal klub Manchester merah, sungguh kaget mendengar berita itu. Ia mengatakan dalam milis “Benarkah Indonesia baru saja kalah?”.
Ia yang pernah berkunjung ke Indonesia dan kagum terhadap suasana nusantara begitu heran. Ia menambahkan bahwa kalah adalah hal yang wajar, tapi kalah 0-10 itu sungguh memalukan, pasti ada sesuatu yang membuatnya begitu.
Kritikikan juga datang dari Istana. Kali ini suara langsung dari Presiden SBY. SBY, yang terlihat diam-diam saja dengan kasus carut marut yang menimpa PSSI akhirnya angkat bicara. SBY sangat menyayangkan hasil pertandingan yang begitu buruk karena manajemen lapangan yang tidak diatur dengan baik.
Ini semua jelas kesalahan PSSI yang menseleksi pemain kurang cermat. Terlepas dari itu semua, kisruh yang dialami internal PSSI pun menjadi bahan kritikan SBY. SBY sangat sedih, ditengah-tengah kebutuhan Indonesia bisa hebat di kancah dunia, PSSI malah senang rebut.
Seperti kita ketahui keributan itu sampai memecah dua elemen, ISL dan IPL. Keduanya tak rukun. SBY sangat berharap PSSI memelekkan matanya, bahwa rakyat sedang menanti kejayaan PSSI dimasa-masa yang lalu. Seharusnya, PSSI merasa disentil dengan kritikan langsung tersebut.
Tidak hanya Presiden, penulis juga sangat berharap PSSI, dikritik atau tanpa kritikan, bisa mengerti posisinya yang sesungguhnya, bahwa organisasi tersebut diciptakan untuk mencetak sejumlah kebanggaan bagi rakyat Indonesia, bukan dibuat untuk berpolitik dan kepentingan pribadi.