Selamat Datang di Forum Dubeta
Forum kita bersama yang memberikan berbagai informasi terkini & ilmu komputer,
Silahkan register untuk join di forum ini
Terima Kasih
Dubeta Admin
Dubeta
Selamat Datang di Forum Dubeta
Forum kita bersama yang memberikan berbagai informasi terkini & ilmu komputer,
Silahkan register untuk join di forum ini
Terima Kasih
Dubeta Admin
Dubeta
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
PDIP: Salah Besar Subsidi BBM Dinikmati Orang Kaya
Pengirim
Message
kukuh12 Admin
Jumlah posting : 398 Join date : 25.01.12 Age : 82 Lokasi : Amsterdam
Subyek: PDIP: Salah Besar Subsidi BBM Dinikmati Orang Kaya Wed Feb 29, 2012 5:28 pm
Seorang petugas Pertamina tengah mengisi BBM ke salah satu kendaran di sebuah SPBU guna melakukan pengisian BBM di SPBU Sei Ladi,Baloi, Batam, Selasa(13/5/2010).Mulai Januari 2011, konsumsi BBM subsidi dibatasi.
JAKARTA - Klaim Pemerintah yang 'mati-matian' membangun opini bahwa subsidi BBM tak tepat sasaran sehingga harga BBM perlu dinaikkan dibantah PDI Perjuangan.
Saat mengelar jumpa pers di DPR, Rabu (29/02/2012), tegas menyatakan, melakukan subsidi BBM bukanlah yang jadi penyebab, jebolnya anggaran negara setiap tahun.
Sebelumnya, pemerintah menyiapkan dua opsi untuk mengurangi subsidi BBM yang dianggap menjebol keuangan negara. Dua opsi itu antara lain, menaikkan harga jual eceran premium dan solar sebesar Rp1500 per liter, serta memberikan subsidi tetap maksimum Rp 2000 per liter solar dan premium.
Kepala Kelompok Fraksi VIII PDI Perjuangan, Daryatmo Mardianto menjelaskan, subsidi untuk rakyat sebenarnya sudah menurun jauh sejak APBN tahun 2005 lalu.
Pada tahun 2005, ujarnya, subsidi BBM kepada masyarakat sebesar 18.8 persen dari total APBN, sementara di APBN 2012 hanyalah 8,7 persen dari total anggaran sebesar Rp1.418,498 trilliun.
"Nilainya sebesar Rp123,60 trilliun. Bahkan, lebih kecil dari pembayaran bunga utang negara yang besarnya Rp 123,072 trilliun. Kalau dikatakan subsidi adalah dosa, tidak benar. Subsidi selama ini menurun dan tak menjebol anggaran negara," kata Daryatmo.
Kenyataannya, imbuhnya, paling besar anggaran negara jebol, justru belanja birokrasi untuk gaji pegawai dan operasional aparat pemerintah yang mencapai 51,4 persen dari total anggaran. Sementara belanja birokrasi n jauh lebih besar dari belanja barang dan belanja modal pemerintah.
"Maka, rencana kenaikkan BBM, pemerintah hendak memberikan beban anggaran di pundak masyarakat menengah bawah yang selama ini mengkonsumsi solar dan premium bersubsidi. Dari riset Bank Dunia, total konsumsi BBM rumah tangga, 64 persen dinikmati oleh pemilik sepeda motor, 36 persen oleh pemilik mobil," tuturnya.
Dari sisi pendapatan, imbuhnya, sebesar 41,8 persen rakyat yang menikmati subsidi BBM pada solar dan premium adalah yang berpendapatan kurang dari Rp1,9 juta perbulan. Sebanyak 33,2 persen yang berpendapatan Rp 1,9 juta - Rp 3,6 juta.
" 23,6 persen yang berpendapatan Rp3,6 juta - Rp 5,56 juta. Hanya 1,4 persen dari yang berpendapatan Rp 5,68 juta ke atas yang menikmati subsidi. Jadi, salah besar kalau pemerintah mengatakan subsidi BBM itu salah sasaran," tegasnya.